Categories
Poem and Prose Uncategorized

Kus Iri

Buat membunuh malam Kus tidur di padang jukut

Kus mengendus, bau basah khas hujan

Kus senang

Lembab begini, Kus merasa pesam

 

Kus suka nyepi, jauh dari dunia keji

Tentram, kepala jadi terang

Kus merem mejem, khusyuk tafakur

Sekonyong-konyong tangan nya mengerinyau

Kus menengok

Lama mencari, rupanya gnats sebiji jagung

 

Dipandang, bola mata Kus tak berkedip

Mimiknya tak bergeming

 

Kus senang berkawan

Di sua lah makhluk kecil itu

Pikiran Kus memburai

 

Kus iri padanya

Kedatangannya bak Putri Raja, disambut gegap gempita

Dua tangan bertepuk jadi khasnya

Kus tak pernah disambut apalagi dirasa

Hampa, meronta

 

Kus iri padanya

Perempuan bernadi nyali

Menantang mati demi si buah birahi

Merobek urat sang malang tanpa ampun

Probosis menyedot rakus sampai tambun

Biar mampus

 

Kus masih bercakap

Gemerincing lonceng riuh ricuh

Penanda saat Kus harus kembali

Dunia gelap di balik jeruji

 

Kus, Kusnariswari, tahanan nomor 5201. Pelaku pembunuhan seorang bayi. Kejadian itu membuat ia dibenci orangtua, diasingkan keluarganya. Salah Kus yang kenes tak bisa jaga diri, selalu buat aib keluarga. Tak ada yang tahu, bayi itu hasil perkosa ayah kandungnya, yang kini jadi Wali Kota terkemuka

 

Firdhaussi,

Candirejo, 22 Januari 2016

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s