Surabaya, Agustus 1993
Hatinya remuk, dan kepingan pecahannya dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh. Menyeruak gusar diantara arteri dan vena, zonder ampun, zonder belas kasih. Kesedihannya tidak tertanggungkan lagi. Untuk pertama kalinya, dunia terasa seperti layar analog hitam-putih dengan distorsi gelombang elektromagnetik yang membentuk titik-titik berserakan sebesar sepertiga dari luas layarnya. Aaron melirik kertas yang sudah ia diamkan sejak empat jam sebelumnya. Sendi jari-jarinya terasa digembok dan kuncinya telah dibuang entah kemana. Menulis lagu tak pernah sesulit ini sebelumnya. Aaron habis, tamat tak beriwayat. Malam ini, ia menyerah pada bait pertama.
“ On a wagon bound for market
There’s a calf with a mournful eye
High above him there’s a swallow
……………Winging swifty through the sky.”
-Joan Baez, Donna Donna (1961)
to be continued……….