Pada hari minggu, tidak ada senja di laut. Cuma lembayung yang menaung. Kalau kau sibak sedikit, ada ratusan burung camar berputar-putar membentuk orbit. Jangan diganggu, mereka tak akan menoleh betapapun kerasnya suaramu.
Ombak kelana dengan sejuta forsa. Tualang mengemban gesang. Kembara kali ini tidak perlu metafora. Hanya satu: ‘nuju pulang. Hingga sanggup ia berikan seluruhnya. Debur dan debar.
Lantas kemudian. Ombak mendekap pantai, tanpa ba bi bu. Seolah tiada esok. Dipeluknya bibir pantai dengan sembrono. Menepi bersama resah dan lara, menyatu dalam asa, hingga melebur lugu. Direngkuhnya tiap inchi pantai tanpa kecuali. Direngkuh, bukan dihantam.
Penyu tak ubahnya kuda liar tanpa penunggang. Lari blingsatan dan tertinggal jejak. Pasir waktu yang pongah tetap enggan memberi henti. Berguguran tak sisakan ruang. Semesta tetap menggugat. Dunia tetap keparat. Namun di sinilah mereka nyata!
Langit bilang: Spektrum Justrumalahitas
Dan lalu, ombak dan pantai bicara dalam bahasa kelabu.
Cuma itu. Cuma mereka yang tahu.
// Untuk Sahabatku, ada Selamat Ulang Tahun yang Tertawan Waktu//
Thousand Miles from Philadelphia [9/11, 2016]
Image : Dok. Pribadi