Mangga di halaman rumah sudah ranum
Aromanya harum tercium
Ku petik beberapa dengan kayu penyanggah
Hendak ku bawa untuk kekasihku
Menjelang sore ku datangi
Ia sambut aku di teras yang ubinnya dingin
Sambil bibirnya tersenyum kelihatan gingsulnya: manis
Seperti mangga yang lagi ku bawa
Senyumnya menipis waktu aku mendekat
Kerutan di dahinya tambah satu
Kalau tak salah hitung, jadi empat
Persis mangga dalam keranjangku
Kami duduk di bangku teras kontrakannya
Ku kupas manga satu per satu; helai demi helai
Kepalanya menoleh dan wajah kita jadi tak berjarak
Ia mengusap-usap kepalaku
Lalu tangannya turun
Memainkan kancing bajuku
Aku tersipu
Namun ku letakkan konsentrasi pada mangga yang lagi dikupas
Tahu apa yang lebih pahit dari mangga busuk?
Sarjana pengangguran.
Kau masih sudi denganku, meski aku tak punya duit?
Kekasihku bertanya
Kau akan tetap aku bawakan mangga paling manis.
Margonda,
Februari 2018
image : https://id.pinterest.com/rlcaribbean/