Nic dalam kepalaku
Merekah oranye, mengejutkan tiba-tiba bak pesulap di kebun binatang
Sekali matanya tersenyum, ada aroma biola juga irama roti panggang yang dimakan terburu-buru sebelum mengejar penerbangan,
atau alisnya melengkung kekar pendekar
Menyiratkan ia sosok tak gentar
Nic dalam anganku
Melangkah sopan seperti santri. Sopan bukan lugu
Langkahnya adalah gerakan gerilya
Satu per satu, pernah ragu
tapi kemudian pasti
pernah kalah, tapi bangkit lagi
Sampai tiba di langkah dua tujuh,
Ia akan diam-diam menghisap kehidupan di tepi kolam
Jika Nic adalah suara,
Ia pasti meluncur indah dalam panah Arjuna
Getarnya adalah deham panjang seperti hendak mengatakan apa-apa yang tak terkatakan ketika kita membicarakan asmara
Tutur katanya adalah puja puji terpatri dalam gulungan roll film yang mampu terdengar sampai New York, atau bahkan tidak terbatas ruang dan waktu
Nic adalah petarung sejati
Sudah lama ia geram memerangi korupsi dan eksploitasi
Ia ‘kan bertarung dengan taring
tersembunyi dari koleksi benda-benda aneh di lemari kayunya
Sampai pada akhirnya Nic menepi ke sepi
Mengecap lezatnya kehidupan tanpa lampu sorot
hanya kunang-kunang
Tanpa suara memanggil namanya keras-keras
hanya jangkrik atau sesekali gajah menderum bersenda-senda
Ia adalah Nic yang mendekap pulangnya erat-hangat
Firdhaussi,
November 2021
Image source: here
2 replies on “Ode untuk Nic”
Keren
LikeLike
Halo, terima kasih! 🙂
LikeLike