Categories
Poem and Prose

Ode untuk Nic

Nic dalam kepalaku
Merekah oranye, mengejutkan tiba-tiba bak pesulap di kebun binatang
Sekali matanya tersenyum, ada aroma biola juga irama roti panggang yang dimakan terburu-buru sebelum mengejar penerbangan,
atau alisnya melengkung kekar pendekar
Menyiratkan ia sosok tak gentar

Nic dalam anganku
Melangkah sopan seperti santri. Sopan bukan lugu
Langkahnya adalah gerakan gerilya
Satu per satu, pernah ragu
tapi kemudian pasti
pernah kalah, tapi bangkit lagi
Sampai tiba di langkah dua tujuh,
Ia akan diam-diam menghisap kehidupan di tepi kolam

Jika Nic adalah suara,
Ia pasti meluncur indah dalam panah Arjuna
Getarnya adalah deham panjang seperti hendak mengatakan apa-apa yang tak terkatakan ketika kita membicarakan asmara
Tutur katanya adalah puja puji terpatri dalam gulungan roll film yang mampu terdengar sampai New York, atau bahkan tidak terbatas ruang dan waktu


Nic adalah petarung sejati
Sudah lama ia geram memerangi korupsi dan eksploitasi
Ia ‘kan bertarung dengan taring
tersembunyi dari koleksi benda-benda aneh di lemari kayunya

Sampai pada akhirnya Nic menepi ke sepi
Mengecap lezatnya kehidupan tanpa lampu sorot
hanya kunang-kunang
Tanpa suara memanggil namanya keras-keras
hanya jangkrik atau sesekali gajah menderum bersenda-senda
Ia adalah Nic yang mendekap pulangnya erat-hangat

Firdhaussi,
November 2021

Image source: here

2 replies on “Ode untuk Nic”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s